Mengenalkan khasanah daerah bisa dilakukan dengan beragam cara, salah satunya dengan membuat kreasi dalam bentuk buah tangan, siapa tahu pengunjung yang datang, merasa penting untuk jadi oleh-oleh. Kreativitas seperti ini bisa jadi peluang bisnis.
Inilah yang digagas David Alamsyah, saat ini ia mengembangkan oleh-oleh khas Riau dalam bentuk desain di kaos oblong atau T-shirt. Usahanya memang baru, tapi penetrasi pemasarannya udah merambah beberapa toko oleh-oleh khas Riau.
Kaos oblong dan T-shirt memang sudah menjadi fashion yang populer untuk anak-anak muda. Jika dikreasikan dengan menampilkan khasanah-khasanah lokal, kreativitas seperti ini yang tentu menjadi pemikat. David, sepertinya jeli melihat peluang ini. Ia membuat konsep, desain kaos oblong dengan nuansa Melayu, khas Riau. Ia beri nama merknya juga sangat lokalitas, yakni Melo, singkatan Melayu Oblong.
Ia menyebutkan, filosofinya, Melo sesuai artinya dalam bahasa melayu, yakni sifat manja yang berlebihan, bisa juga disebut dengan degil atau nakal. “Oblong ini nanti untuk mempresentasikan tema-tema budaya lokal, sampai yang menyentuh kehidupan sosial masyarakat lokal di Riau,” katanya kepada riaubisnis.com, saat ditemui di kantor pemasaran Melo di Jl. Pasir Putih Duta Mas Blok B-3 No.8 Marpoyan, Jumat (29/9/2010).
Salah satu desain yang dibuatnya, yakni menampilkan gambar dan syair-syair pantun melayu yang nakal dan kocak. Bahkan ada yang menampilkan pesan moral tertentu. Ini yang menjadi daya tariknya, apalagi bahan yang digunakan Melo, sangat berkualitas, seratus persen berbahan cotton.
David menceritakan, ide untuk memulai usaha ini, terinsiprasi ketika ia menetap di Dumai, dan baru hijrah dari Jakarta. Kebetulan istrinya anak Dumai, ia pun mengikuti istri. Setelah lama berinteraksi dan sedikit demi sedikit tahu budaya lokal. Ia pun tertarik. “Ini yang membuat saya tertarik mempelajari sejarah dan budaya melayu, khususnya di Riau. Apalagi Istri saya lahir dan besar di Riau dan sedikit banyak mengerti dari pada saya yang lahir dan besar di Jakarta,” ujarnya.
Ia juga menyebutkan, usaha yang dilakukannya ini untuk mengangkat kecintaan orang melayu terhadap budayanya. Apalagi, kaos oblong sangat banyak penggemarnya, apalagi anak muda. “Cara ini sudah terbukti berhasil dilakukan, seperti Dagadu untuk di Jogja dan Jogger untuk di Bali,” ujarnya.
Ia mengatakan, usaha ini masih dalam tahap merintis. Awalnya, modalnya ia peroleh dari bantuan istrinya yang meminjam di bank. Kebetulan istrinya berstatus sebagai pegawai negeri sipil. Agar usahanya berkembang, ia pun melakukan kerja sama dan tukar informasi dengan teman-temannya di Bandung dan Jogyakarta, yang kebetulan melakukan bisnis yang sama. “Makanya saya yakin terjun ke usaha ini,” ujar pria yang pernah menjadi tenaga pengajar di SMKN 3 Dumai ini.
Menurut David, sejak pertama launching, hasil produksinya mendapat respon yang sangat positif. Untuk produksi pertamanya, ia merilis 10 desain, masing-masing diproduksi dua lusin. Jumlah produksi untuk pertama kali hanya 240 kaos. ” Alhamdulilah sudah habis, hanya tinggal beberapa yang sengaja saya tahan untuk stok. Kalau dulu ukuran yang kita keluarkan hanya M dan L. Dalam waktu dekat, kita mau produksi yang kedua, dan menambah untuk ukuran S dan XL,” katanya.
Ia menyebutkan, untuk pemasaran, ia meletakkan di beberapa toko, salah satunya Toko Pekanbaru Malay, Sejuta Melayu dan bandara. Ia bandrol harganya Rp 70 ribu. Tapi, katanya, ia masih memiliki keterbatasan untuk pengembangan bisnis ini. Pasalnya, dengan keterbatasan operasional, ia belum memiliki tempat usaha permanen. “Suatu saya berharap bisa memiliki tempat usaha sendiri, kalau modalnya cukup. Impian saya, jika sudah memiliki tempat sendiri tempat itu nantinya bisa menjadi salah satu tujuan wisata di Riau,” pungkasnya. (*)
Mg-1 I Edited by Suprapto
Melayu Oblong
Jl. Pasir Putih, Duta Mas Blok B-3 N0.8 Marpoyan Pekanbaru
0852 822 79909-08567059353
Blog: www.kaosbertuah.blogspot.com
Facebook : Wak Melo
Email : melayuoblong@yahoo.com
Inilah yang digagas David Alamsyah, saat ini ia mengembangkan oleh-oleh khas Riau dalam bentuk desain di kaos oblong atau T-shirt. Usahanya memang baru, tapi penetrasi pemasarannya udah merambah beberapa toko oleh-oleh khas Riau.
Kaos oblong dan T-shirt memang sudah menjadi fashion yang populer untuk anak-anak muda. Jika dikreasikan dengan menampilkan khasanah-khasanah lokal, kreativitas seperti ini yang tentu menjadi pemikat. David, sepertinya jeli melihat peluang ini. Ia membuat konsep, desain kaos oblong dengan nuansa Melayu, khas Riau. Ia beri nama merknya juga sangat lokalitas, yakni Melo, singkatan Melayu Oblong.
Ia menyebutkan, filosofinya, Melo sesuai artinya dalam bahasa melayu, yakni sifat manja yang berlebihan, bisa juga disebut dengan degil atau nakal. “Oblong ini nanti untuk mempresentasikan tema-tema budaya lokal, sampai yang menyentuh kehidupan sosial masyarakat lokal di Riau,” katanya kepada riaubisnis.com, saat ditemui di kantor pemasaran Melo di Jl. Pasir Putih Duta Mas Blok B-3 No.8 Marpoyan, Jumat (29/9/2010).
Salah satu desain yang dibuatnya, yakni menampilkan gambar dan syair-syair pantun melayu yang nakal dan kocak. Bahkan ada yang menampilkan pesan moral tertentu. Ini yang menjadi daya tariknya, apalagi bahan yang digunakan Melo, sangat berkualitas, seratus persen berbahan cotton.
David menceritakan, ide untuk memulai usaha ini, terinsiprasi ketika ia menetap di Dumai, dan baru hijrah dari Jakarta. Kebetulan istrinya anak Dumai, ia pun mengikuti istri. Setelah lama berinteraksi dan sedikit demi sedikit tahu budaya lokal. Ia pun tertarik. “Ini yang membuat saya tertarik mempelajari sejarah dan budaya melayu, khususnya di Riau. Apalagi Istri saya lahir dan besar di Riau dan sedikit banyak mengerti dari pada saya yang lahir dan besar di Jakarta,” ujarnya.
Ia juga menyebutkan, usaha yang dilakukannya ini untuk mengangkat kecintaan orang melayu terhadap budayanya. Apalagi, kaos oblong sangat banyak penggemarnya, apalagi anak muda. “Cara ini sudah terbukti berhasil dilakukan, seperti Dagadu untuk di Jogja dan Jogger untuk di Bali,” ujarnya.
Ia mengatakan, usaha ini masih dalam tahap merintis. Awalnya, modalnya ia peroleh dari bantuan istrinya yang meminjam di bank. Kebetulan istrinya berstatus sebagai pegawai negeri sipil. Agar usahanya berkembang, ia pun melakukan kerja sama dan tukar informasi dengan teman-temannya di Bandung dan Jogyakarta, yang kebetulan melakukan bisnis yang sama. “Makanya saya yakin terjun ke usaha ini,” ujar pria yang pernah menjadi tenaga pengajar di SMKN 3 Dumai ini.
Menurut David, sejak pertama launching, hasil produksinya mendapat respon yang sangat positif. Untuk produksi pertamanya, ia merilis 10 desain, masing-masing diproduksi dua lusin. Jumlah produksi untuk pertama kali hanya 240 kaos. ” Alhamdulilah sudah habis, hanya tinggal beberapa yang sengaja saya tahan untuk stok. Kalau dulu ukuran yang kita keluarkan hanya M dan L. Dalam waktu dekat, kita mau produksi yang kedua, dan menambah untuk ukuran S dan XL,” katanya.
Ia menyebutkan, untuk pemasaran, ia meletakkan di beberapa toko, salah satunya Toko Pekanbaru Malay, Sejuta Melayu dan bandara. Ia bandrol harganya Rp 70 ribu. Tapi, katanya, ia masih memiliki keterbatasan untuk pengembangan bisnis ini. Pasalnya, dengan keterbatasan operasional, ia belum memiliki tempat usaha permanen. “Suatu saya berharap bisa memiliki tempat usaha sendiri, kalau modalnya cukup. Impian saya, jika sudah memiliki tempat sendiri tempat itu nantinya bisa menjadi salah satu tujuan wisata di Riau,” pungkasnya. (*)
Mg-1 I Edited by Suprapto
Melayu Oblong
Jl. Pasir Putih, Duta Mas Blok B-3 N0.8 Marpoyan Pekanbaru
0852 822 79909-08567059353
Blog: www.kaosbertuah.blogspot.com
Facebook : Wak Melo
Email : melayuoblong@yahoo.com
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar