"Sireh berlipat sireh pinang, Sireh dari Kuala Segan, Pemanis kata SELAMAT DATANG, Assalamu'alaikum Wak Melo ucapkan..."
"Selamat pulang dari Kalimantan, Kiriman Cindera Hati kami persembahkan, Selamat Datang wahai kalian, Di Toko Online ini Wak Melo ucapkan"
"Selamat pulang dari Kalimantan, Kiriman Cindera Hati kami persembahkan, Selamat Datang wahai kalian, Di Toko Online ini Wak Melo ucapkan"
APA yang Anda cari jika Anda berkesempatan mengunjungi sebuah kota baik di dalam maupun luar negeri ? Daftar panjang akan jadi jawabnya. Tapi setidaknya, ada satu yang paling penting, sesuatu sebagai cinderamata, sebagai memori, kenangan, peringatan akan tempat yang pernah Anda kunjungi itu. Barangkali tak hanya melulu untuk sebuah kenangan, karena bisa jadi itu sebagai simbol kebanggaan atas kota atau bagian dari kota tertentu. Sangat lumrah juga cinderamata jadi oleh-oleh buat mereka yang barangkali belum berkesempatan mengunjungi satu tempat.
Setidaknya sudah sejak 1500 tahun lalu para pelancong punya kebiasaan membawa pergi sesuatu dari tempat yang mereka kunjungi. Bentuknya bisa apa saja, dari yang sangat sederhana dan tanpa biaya semisal batu karang atau kerang dari laut hingga ke emblem, asbak, tas, tempat rokok, topi, kaos, mug, atau bahkan lukisan dan patung.
Terserah pilih yang mana, sesuai kocek. Yang penting, suvenir menjadi salah satu kekuatan dan penunjang pariwisata sebuah kota.
Bagaimana dengan Riau? Riau boleh dengan sombong dan lantang menyebut diri sebagai Propinsi Terkaya, dijuluki sebagai Kota Minyak. Entahlah, sampai di mana kepahaman pemerintah kota, khususnya Pemprop Riau, akan apa arti semua label itu. Di benak hampir semua orang sekarang, Riau identik dengan kurangnya sarana hiburan dan wisata. Tentu masih berderet lagi citra Riau yang tak enak didengar.
Menggerakkan wisatawan, baik dalam maupun luar negeri, untuk tak sekadar transit di Riau tapi menetapkan Riau sebagai tujuan tentu jadi tak mudah dengan semua kondisi yang kini sedang terjadi. Ditambah tak efektifnya pihak Dinas Pariwisata Riau yang tak juga mendorong tumbuhnya usaha kecil menengah (UKM) yang bersaing di bidang suvenir, khusus Pekanbaru, tentunya.
Buktinya ? Di mana ada pusat jajan segala sesuatu yang khas Riau atau pusat suvenir yang juga khas Riau ? paling-paling anada akan dirujuk ke tempat Pusat Oleh-oleh dan Jajanan Khas Riau. Lantas, di mana Anda bisa mendapatkan kaos, pin, topi, mug, gantungan kunci, atau apapun berbau Riau. Sesuatu yang lebih kreatif, menarik, mengundang orang, di Riau sekalipun, untuk merogoh kocek.
Melo Kaus Bertuah, begitu bunyi label-nya, dengan latar warna merah-kuning-hijau khas melayu. Pemberian nama atau label Melo yang berarti Degil / Manja yang berlebih, merupakan singkatan kata dari Melayu Oblong. Mencoba mengangkat kembali Seni Syair dan Pantun yang saat ini sudah jarang diperdengarkan dan dibacakan kecuali pada acara-acara perayaan, selain itu obyek-obyek wisata dan tokoh-tokoh Riau juga diangkat dalam desain-desain Oblong Melo. Tentu saja tidak mudah mengangkat tema-tema tersebut menjadi sebuah desain Oblong, apalagi meramunya dengan "kenakalan" khas Melo, sehingga khususnya anak-anak muda secara tidak langsung bisa mengenali budayanya.
Target yang juga merupakan visi dan misi dalam penjualan Melayu Oblong Melo ini tak hanya berada di tempat Pusat Oleh-Oleh Kota atau Propinsi, tapi juga di setiap ada acara/ event pameran khususnya yang terkait dengan HUT Kota / Propinsi. Selain itu Melo juga akan melakukan penjualan secara Online.
Satu hal lagi, Anda tak perlu bingung mencarikan suvenir jika ada rekan atau tamu anda bertandang ke Riau atau memberikannya sebagai hadiah. Gali lagi lebih dalam, ada yang jauh lebih menarik yang bisa dijadikan suvenir khas Riau.
"Serentak menyusun jemari, Salah dan khilaf maaf diberi, Kaus Oblong Melayu berseri, Tenunan asli karya anak negeri"
Syahdan, Melayu Oblong itulah bernama. Hadir serentak mulai Sri Bintan menjelang Payung Sekaki, dari Rokan Kampar sampai Indera Giri, Berakhir di Hulu Kuantan hingga Hilir Natuna. Dilindungi dengan segenap Undang - Undang Hak Mengumumkan, Hak Berpantun, Hak Bersyair dan Hak - hak Lainnya. Bila ada jarum yang patah, jangan masukkan ke dalam peti, Bila ada MELO salah, usah masukkan ke dalam hati...Suaiiiii ???